HELLO dzakiymalikah: Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Minggu, 30 Oktober 2016

Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


   1.      Definisi
Pengambilan keputusan ialah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu:
a.       Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subyektif sehingga mudah terkena pengaruh.
Keuntungan : waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
Kelemahan :  keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
b.      Pengalaman
Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
c.       Fakta
Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
d.      Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain adalah kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa.
e.       Logika
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan.

   2.      Jenis-jenis Keputusan Organisasi
a.       Berdasarkan pihak pengambil keputusan
i.                    Keputusan strategis
Setiap organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau keputusan organisasional. Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis.
ii.                  Keputusan operasional
Adapun keputusan organisasional menyangkut pengelolaan organisasi sehari-hari.
b.      Berdasarkan masalah yang dihadapi
i.                    Keputusan yang diprogramkan
Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi.
ii.                  Keputusan yang tidak terprogram
Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram.
c.       Berdasarkan gaya pengambilan keputusan
i.                    Gaya direktif
Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat.
ii.                  Gaya analitik
Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.
iii.                Gaya konseptual
Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah.
iv.                Gaya perilaku
Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih.

   3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu:

a.       Internal organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi, dan sebagainya.
b.      Eksternal organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukum, dan sebagainya.
c.        Ketersediaan informasi yang diperlukan.
d.      Kepribadiaan dan kecakapan pengambil keputusan.

Faktor lain :
a.       Adanya pengaruh tekanan dari luar
b.      Adanya pengaruh kebiasaan lama/sifat-sifat pribadi
c.       Pengaruh dari kelompok lain
d.      Faktor pengalaman
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan, antara lain:
a.       Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b.      Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c.       Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
d.      Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e.       Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f.       Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g.      Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h.      Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i.        Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.




1 komentar: