HELLO dzakiymalikah: November 2018

Kamis, 15 November 2018

Analisis Kinerja Sistem



V-Class Analisis Kinerja Sistem

 Disusun Oleh:

Nama    : Rachmawati Dzakiy Malikah
Kelas    : 4KA01
NPM    : 15115494






PRETEST MEMERIKSA SISTEM INFORMASI 

Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai evaluasi/audit sistem informasi. 

Jawab:

Audit Sistem Informasi adalah suatu proses pengumpulan dan pengevalusian bukti-bukti yang dilakukan oleh pihak yang independen dan kompeten untuk mengetahui apakah suatu sistem informasi dan sumber daya terkait, secara memadai telah dapat  :

  1. Melindungi aset,
  2. Menjaga integritas dan ketersediaan sistem dan data,
  3. Menyediakan informasi yang relevan dan handal,
  4. Mencapai tujuan organisasi dengan efektif,
  5. Menggunakan sumber daya dengan efisien,

Yang dapat memberikan dampak kepada pengendalian intern yang mampu memberikan keyakinan yang memadai akan tercapainya tujuan bisnis, operasional dan kendali, serta berbagai kejadian yang tidak diinginkan dapat dicegah, dideteksi dan dikoreksi dengan tepat waktu.

Dengan kata lain, tujuan dari suatu audit sistem informasi adalah untuk mengetahui apakah pengendalian TIK telah dapat memberikan jaminan bahwa tujuan atau manfaat dari TIK telah dapat dicapai serta risiko yang terkait dengan pemanfaatan TIK telah dapat dikendalikan. Kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan-undangan merupakan salah satu tujuan dan risiko yang harus dikendalikan.


POST TEST MEMERIKSA SISTEM INFORMASI

Jelaskan tiga aspek kata kunci pada definisi kontrol. 

Jawab:

Tiga aspek kata kunci definisi kontrol :

  • Pengendalian adalah sebuah sistem (A control is A system)

          Dengan kata lain, terdiri dari sekumpulan komponen  yang saling berelasi yang berfungsi                 secara bersama-sama untuk menyelesaikan suatu maksud atau tujuan.

  • Keabsahan / kebenaran dari suatu kegiatan (Unlawfulevents)

Keabsahan kegiatan dapat muncul jika tidak ada otorisasi (Unauthorized), tidak akurat (inaccurate), tidak lengkap (incomplete), redundansi (redundant), tidak efektif (ineffective) atau tidak efisien (inefficient) pemasukan data kedalam sistem.
  • Pemeriksaan

       Digunakan untuk mencegah (prevent), mendeteksi (detect), atau mengoreksi (correct) kejadian / peristiwa yang tidak sesuai dengan aturan / hukum (unlawful events).




Jelaskan juga langkah-langkah dalam perencanaan audit.



Jawab:


1. Pemahaman Bisnis dan industri klien.

Untuk dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian, transaksi, dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.


2. Prosedur analitik.

Evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dan data non keuangan. Prosedur analitis mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang mematikan berbagai hubungan dan unsur data.


3. Mempertimbangkan materialitas awal.

Materialitas merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam audit laporan keuangan karena materialitas mendasari penerapan standar auditing, khususnya pengerjaan lapangan, dan stndar pelaporan.materialitas adalah besarnya kelalaian atau pernyataan yang salah pada informasi akuntansi yang dapat menimbulkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.


4. Mempertimbangkan resiko audit.

Audit harus mempertimbangkan risiko audit dalam melakukan perencanaan audit. Risiko audit adlah risiko tidak diketahuinya kesalahan yang dapat mengubah pendapat auditor atas suatu laporan keuangan yang diaudit. Risiko audit terdiri dari atas tiga komponen, yaitu: Risiko bawaan, Risiko pengendalian, & Risiko deteksi.


5. Menetapkan strategi audi tawal untuk asersi-asersi.

Mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk asersi yang signifikan bertujuan agar auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit dapat menurunkan risiko audit pada tingkat serendah mungkin untuk mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.

Dua Strategi Audit:

  • Primarily substantive approach : Pada strategi ini auditor lebih mengutamakan pengujian substantive daripada pengujian pengendalian.

  • Lower assessed level of control risk approach : Pada strategi ini, auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian dripada pengujian substantive. Hal ini bukan berarti auditor sama sekali tidak melakukan pengujiam substanti, auditor tetap melakukan pengujian substantive meskipun tidak seekstensufb pada primarily substantive approach.



6. Mendapatkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern klien.

Standar pengerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami bisnis klien dengan sebik-baiknya, termasuk sifat, dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribisi dan lain-lain.