HELLO dzakiymalikah: 2016

Sabtu, 12 November 2016

Tren Inovasi Masa Depan


 Hello semua!
pada artikel kali ini saya akan membahas tentang Tren Inovasi Masa Depan, apa itu tren inovasi masa depan?

Arti dari inovasi itu sendiri merupakan suatu gagasan baru yang belum pernah ada sebelumnya, atau, pengembangan dari ide yang telah ada menjadi ide yang lebih maju. 
Jadi, Inovasi masa depan adalah suatu inovasi yang nantinya akan ada di masa mendatang, dengan teknologi yang jauh lebih canggih dari masa sekarang.


 Dibawah ini merupkan macam-macam inovasi masa depan dalam bidang transportasi:


  1.       Robot Sepeda Untuk Mengayuh Sepeda
  Sepeda merupakan alat transportasi yang asyik untuk dikendarai. namun terkadang, kita merasa letih untuk mengayuhnya. Robot ini adalah solusinya, robot ini akan ada dibelakang kita dan kita hanya perlu naik dan robot yang mengayuhkan pedal sepedanya. Mudah, bukan? Berat sepeda dan robot sekitar 200kg. Cukup berat, namun kita dimudahkan dengan adanya robot ini.




  2.       Transportasi Monorail Manusia
  Berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak jauh tak mungkin ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Dengan monorel pedal ini kita dapat menghemat waktu dan tenaga kita. Monorel pedal ini terdiri dari rel panjang dengan ‘pod’ individu yang bisa naik sampai 30 mil/jam. Kita hanya tinggal masuk kedalamnya dan wuuusss!




  3.       Kendaraan Pemandangan
  Naik mobil merupakan hal seru ketika kita dapat melihat pemandangan diluar melalui jendela mobil. Namun, jarak pandang kita terbatas karna jendela mobil yang besarnya tidak seberapa. Dan, kendaraan pemandangan ini jadi solusinya! Pengendara cukup duduk dikursi dan kendaraan akan berjalan sesuai arah tujuan kita. Dengan ruang untuk 7 orang, dan dinding transparan kita bisa melihat pemandangan dengan leluasa. Diperkirakan mobil ini akan keluar pada tahun 2040.




  4.       Sepeda Anti Pencurian
  Sepeda adalah alat transportasi yang harganya bisa dibilang lebih murah daripada sepeda motor. Tapi tetap saja ada pencuri yang suka mencuri alat transportasi satu ini. Sepeda yang satu ini memiliki alat ‘pembaca sidik jari’, sehingga yang memungkinkan naik adalah pemiliknya sendiri.







Desain dan Struktur Organisasi


   1.       Dimensi Struktur Organisasi
Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.
a.       Formalisasi mengacu derajat di mana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan/pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja.
b.       Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat di mana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut yaitu semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, semakin luas rentang kendali, dan semakin besar sentralisasi.
c.       Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.

   2.       Departementalisasi
Departementalisasi adalah upaya mengelompokan aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas-aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis dapat diselenggarakan secara serempak.
Terdapat dua dasar departementalisasi adalah:
a.       Departementalisasi Fungsional
Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan (tugas) sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan yaitu struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugastugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
b.       Departementalisasi Divisional
Organisasi divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Kebaikan-kebaikan struktur organisasi divisional dapat diperinci yaitu meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat, merempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas, dan tempat latihan yang baik bagi para manajer strategik. Kelemahankelemahan struktur organisasi divisional antara lain adalah masalah duplikasi sumber daya dan peralatan ang tidak perlu, dan dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijakan antara divisi-divisi.

   3.       Model-model Desain Organisasi
Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Model organisasi berdasarkan atas desain organisasi menurut Gibson (1994) ada 2 macam yaitu:
A.      Model Organisasi Mekanistik
Model organisasi mekanistik yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Henry Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan fungsi pimpinan untuk mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model mekanistik yaitu:
·         Prinsip Spesialisasi Sarana terbaik untuk mendayagunakan tenaga individu dan kelompok.
·         Prinsip Kesatuan Arah Semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan keahlian.
·         Prinsip Wewenang dan Tanggung jawab Manager harus mendapat pendelegasian wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
·         Prinsip Rantai Skalar Hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya adalah rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi sampai dengan peringkat paling rendah. Rantai skalar adalah jalur keseluruhan komunikasi vertikal dalam sebuah organisasi.
B.      Model Organisasi Organik
Model organisasi organik menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan tingkat tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi.
Desain organisasi yang menimbulkan rasa berharga dan motivasi serta mempermudah keluwesan dan keadaptasian biasanya memiliki karakteristik berikut:
·         Desain itu relatif sederhana karena tidak memerlukan spesialisasi, melainkan menekankan kepada peningkatan cakupan pekerjaan.
·         Desain itu relatif didesentralisasikan karena menekankan pendelegasian wewenang dan peningkatan kedalaman pekerjaan.
·         Dan relatif formal sebab menekankan produk dan pelanggan sebagai dasar departementalisasi.






Tabel Perbedaan Model Mekanistik dan Organik
No.
Model Organisasi Mekanistik
Model Organisasi Organik
1
Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan. Bawahan merasa tidak bebas mendiskusikan masalah dengan atasan.
Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakina dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan. Bawahan merasa bebas mendiskusikan masalah dengan atasan.
2
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa aman, dan ekonomik  melalui perasaan takut dan sanksi
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode partisipasi.
3
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah cenderung terganggu, tidak akurat, dan dipandang dengan rasa curiga.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas ke seluruh organisasi yaitu ke atas, kebawah dan kesamping.
4
Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif.
5
Proses pengambilan keputusan hanya terjadi di tingkat puncak.
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
6
Proses penyusunan tujuan dilakukan di tingkat puncak organisasi tanpa mendorong adanya partisipasi.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi.
7
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan atas kekeliruan  yang terjadi.
Proses kendali menyebar ke seluruh  organisasi dan menekankan pemecahan masalah dan pengendalian diri sendiri


Senin, 31 Oktober 2016

Kepemimpinan



   1.       Pengertian
Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.
Teori kepemimpinan dalam organisasi telah berevolusi dari waktu ke waktu ke dalam berbagai jenis dan merupakan dasar terbentuknya suatu kepemimpinan.

   2.       Teori-teori
Dalam teori kepemimpinan, ada beberapa macam teori di antaranya:

a.      Great Man Theory
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are born, not made). Teori great man didasarkan pada gagasan bahwa setiap kali ada kebutuhan kepemimpinan, maka muncullah seorang manusia yang luar biasa dan memecahkan masalah. Ketika teori great man diusulkan, sebagian besar pemimpin adalah orang laki-laki dan hal itu tidak bisa ditawar. Bahkan para peneliti adalah orang laki-laki juga, yang menjadi alasan untuk nama teori tersebut “great man”. Konsep kepemimpinan pada teori ini yang disebut orang besar adalah atribut tertentu yang melekat pada diri pemimpin atau sifat personal, yang membedakan antara pemimpin dan pengikutnya.
b.      Teori Sifat
Teori sifat kepemimpinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berfokus pada berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing. Pada teori ini mengasumsikan bahwa manusia yang mewarisi sifat-sifat tertentu dan sifat-sifat yang membuat mereka lebih cocok untuk menjalankan fungsi kepemimpinan. Selain itu juga, menempatkan sejumlah sifat atau kualitas yang dikaitkan dengan keberadaan pemimpin yang memungkinkan pekerjaan atau tugas kepemimpinannya akan menjadi sukses ataupun efektif di mata orang lain. Seorang pemimpin akan sukses atau efektif apabila dia memiliki sifat-sifat seperti berani bersaing, percaya diri, bersedia berperan sebagai pelayan orang lain, loyalitas tinggi, intelegensi tinggi, hubungan interpersonal baik, dan lain sebagainya.
c.       Teori Perilaku
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori great man. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk tidak dilahirkan begitu saja (leaders are made, not born). Teori ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) seorang pemimpin. Alasannya sifat seseorang relatif sukar untuk diidentifikasikan.
d.      Teori Kepemimpinan Situasional
Teori kepemimpinan situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu.
e.      Teori Kepemimpinan Karismatik
Dalam teori ini para pengikut memiliki keyakinan bahwa pemimpin mereka diakui memiliki kemampuan yang luar biasa.

   3.       Tipologi Kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
a.       Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri seperti menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
b.      Tipe Militeristis
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut yaitu dalam sistem perintah dalam menggerakkan bawahan lebih sering dipergunakan, senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya dalam menggerakkan bawahan, senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, sukar menerima kritikan dari bawahannya, serta menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
c.       Tipe Paternalistik
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut yaitu menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (over-protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
d.      Tipe Karismatik
Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
e.      Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut yaitu dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

   4.       Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan
a.       Faktor kemampuan personal
Pengertian kemampuan personal adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa dan standar.
b.      Faktor jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunyai pengaruh yang berbeda.
c.       Faktor situasi dan kondisi

Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik.



Minggu, 30 Oktober 2016

Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


   1.      Definisi
Pengambilan keputusan ialah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu:
a.       Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subyektif sehingga mudah terkena pengaruh.
Keuntungan : waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
Kelemahan :  keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
b.      Pengalaman
Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
c.       Fakta
Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
d.      Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain adalah kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa.
e.       Logika
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan.

   2.      Jenis-jenis Keputusan Organisasi
a.       Berdasarkan pihak pengambil keputusan
i.                    Keputusan strategis
Setiap organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau keputusan organisasional. Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis.
ii.                  Keputusan operasional
Adapun keputusan organisasional menyangkut pengelolaan organisasi sehari-hari.
b.      Berdasarkan masalah yang dihadapi
i.                    Keputusan yang diprogramkan
Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi.
ii.                  Keputusan yang tidak terprogram
Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram.
c.       Berdasarkan gaya pengambilan keputusan
i.                    Gaya direktif
Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat.
ii.                  Gaya analitik
Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.
iii.                Gaya konseptual
Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah.
iv.                Gaya perilaku
Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih.

   3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu:

a.       Internal organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi, dan sebagainya.
b.      Eksternal organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukum, dan sebagainya.
c.        Ketersediaan informasi yang diperlukan.
d.      Kepribadiaan dan kecakapan pengambil keputusan.

Faktor lain :
a.       Adanya pengaruh tekanan dari luar
b.      Adanya pengaruh kebiasaan lama/sifat-sifat pribadi
c.       Pengaruh dari kelompok lain
d.      Faktor pengalaman
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan, antara lain:
a.       Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b.      Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c.       Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
d.      Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e.       Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f.       Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g.      Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h.      Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i.        Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.




Sabtu, 22 Oktober 2016

Trend Inovasi Masa Kini


Hello semua!
Pada artikel kali ini, saya akan membahas tentang 'inovasi'.
Apasih inovasi itu?

Inovasi merupakan suatu gagasan baru yang belum pernah ada sebelumnya, atau, pengembangan dari ide yang telah ada menjadi ide yang lebih maju. Pada era globalisasi saat ini, inovasi banyak bermunculan. Salah satunya di bidang transportasi.

Bidang transportasi dulunya sangatlah tradisional dan sederhana, berupa alat yang akan mempermudah dan mempercepat kita untuk sampai di tempat yang kita tuju. Pada tahun 3500SM roda ditemukan dan ini menjadi cikal bakal transportasi modern yang berkembang hingga saat ini. Banyaknya inovasi-inovasi di bidang transportasi semakin memudahkan kita. Salah satu alat transportasi yang sangat banyak digunakan, khususnya di Indonesia adalah, sepeda motor.

Sepeda motor merupakan alat transportasi roda dua yang praktis yang mempercepat waktu kita untuk sampai di tempat tujuan ketimbang menaiki mobil roda empat yang banyak hambatannya. Selain untuk transportasi., sepeda motor juga dapat digunakan untuk mencari nafkah. Pekerjaan yang mengandalkan sepeda motor adalah “ojek”. Pengendara ojek banyak berada ditempat-tempat yang lumayan jauh dijangkau oleh pejalan kaki, sehingga mereka dapat dengan mudahnya mengumpulkan uang.

Zaman semakin canggih, inovasi di bidang IT berkembang dan merambah ke dunia transportasi, kini ojek yang dulunya bertransaksi secara manual, sekarang berupa “ojek online” yang dapat dipesan melalui aplikasi pada smartphone. Ini memudahkan para pemakai jasa transportasi karena  pengguna dapat memesan ojek walaupun sedang duduk santai dirumah.

Transportasi di Indonesia, terutama di Jakarta, sudah sangat mumpuni dan maju, dengan kehadiran inovasi transportasi online saat ini, pengguna jasa transportasi sangat dimudahkan, lapangan pekerjaan bagi masyarakat tentunya juga bertambah.


Ada baiknya, inovasi dibidang ini lebih dikembangkan lagi kedepannya, mengusung tentang transportasi yang ramah lingkungan sehingga berguna untuk masyarakat tanpa merusak atau menambah pemanasan global.




sumber = https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Sejarah_transportasi

Sabtu, 15 Oktober 2016

Team Work

  

 1.       Pengertian Kelompok
       Sekumpulan 2 orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri-ciri, yaitu:

a.        Terdiri dari 2 orang atau lebih.
b.       Adanya interaksi yang terus menerus.
c.       Adanya pengembangan identitas kelompok.
d.       Adanya norma-norma kelompok.
e.       Adanya diferensiasi peran.
f.        Peran yang saling tergantung.
g.       Produktivitas bertambah atau meningkat.
h.       Saling membagi tujuan yang sama.

Karakteristik kelompok (Sorsyth, 1979), yaitu:

a.        Interaksi dapat berupa fisik, verbal, non-verbal, emosional.
b.       Struktur adalah pola hubungan yang stabil di antara anggota.
i.         Role (peran) yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki.
ii.       Norma adalah aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat.
c.       Tujuan:
i.         Intrinsik
ii.       Ekstrinsik (tujun bersama):
- Faktor pemersatu paling kuat contohnya olah raga.
- Memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai.
d.       Groupness/Entitavity (Kesatuan) adalah tingkat di mana kekuatan tunggal sebuah kesatuan menyatu.
e.       Ketergantungan dinamis.


   2.       Tujuan dibentuknya Kelompok
a.       Sumber pengetahuan lebih banyak dan terjadi proses belajar
b.       Kelemahan individu teratasi oleh kelompok
c.       Kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dapat lebih akurat
d.       Resiko pekerjaan ditanggung bersama

   3.       Tahapan Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan.

a.        Tahap Pembentukan (Forming)

Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.

b.        Tahap Pengembangan Ide (Storming)

Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi.

Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang berhenti pada tahap ini.

c.        Tahap Penyepakatan (Norming)

Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.

d.        Tahap Pelaksanaan (Performing)

Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling menghormati dalam berkomunikasi.

e.        Tahap Pembubaran dan Perubahan (Adjourning and Transforming)

Tahap di mana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.

                                                   KEKUATAN TEAMWORK
Teamwork disini artinya kemampuan bekerjasama untuk menuju satu visi yang sama dan hal ini hanya akan terbangun jika setiap individu dan unit kerja di dalam perusahaan menyadari bahwa mereka tidak mungkin mampu mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri. Tiap individu atau tiap unit memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi, dalam teamwork yang efektif, tujuan

masing-masing kelompok akan muncul sebagai target bersama dan menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya secara positif.
Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid dibutuhkan beberapa syarat:
   a  .       Jangan bersifat invidualistis
   b  .       Memberikan kontribusi  
   c  .       Bersikap fleksibel
   d  .       Komunikasi
   e  .       Komitmen
   f  .      Kepercayaan dan saling menghargai 
   g  .      Mematuhi pemimpin